Minggu, 28 Agustus 2011

Laporan Pendahuluan Hipertensi


TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian
 A)       Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg
             atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
B)        Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG
            dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
C)        Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
            sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau
            lebih. (Barbara Hearrison 1997)

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140
mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg.

2. Etilogi.
            Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer
Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
transport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
c. Stress Lingkungan

d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arteriosklerosis pada orang tua serta
pelabaran pembuluh darah.

            Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a. Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system
rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
b. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal. Penggunaan
kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.

3. Patofisiologi
            Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diteruskan ke sel
jugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Dan
apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin
yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada
angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh
darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.
            Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan
retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan
darah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan
pada organ organ seperti jantung.




4.WOC
Jenis kelamin
umur
Gaya hidup
obesitas
hipertensi
Kerusakan vaskuler pembuluh darah
Perubahan struktur
Penyumbatan pembuluh darah
vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
otak
ginjal
Pembuluh darah
Retina

Nyeri kepala
Gangguan pola tidur(insomnia)
Suplai O2 otak menurun
sinkop
Gangguan perfusi jaringan
Vasokonstriksi pembuluh darah ginjal
Blood flow munurun
Respon RAA
Rangsang aldosteron
Retensi Na
edema
sistemik
vasokonstriksi
Afterload meningkat
Penurunan curah jantung
Fatique
Intoleransi aktifitas
koroner
Iskemi miocard
Nyeri dada
Spasme arteriole

diplopia

Resti injuri

Resistensi pembuluh darah otak
Elastisitas     , arteriosklerosis
 

























5. Manifestasi Klinis
            Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah meningkatkan
tekanan darah > 140/90 mmHg, sakit kepala, epistaksis, pusing/migrain,
rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang kunang, lemah dan lelah,
muka pucat suhu tubuh rendah.

 6. Klasifikasi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai berikut :
No
Kategori
Sistolik(mmHg)
Diastolik(mmHg)
1.
Optimal
<120
<80
2.
Normal
120 – 129
80 – 84
3.
High Normal
130 – 139
85 – 89
4.
Hipertensi
Grade 1 (ringan)
140 – 159
90 – 99
Grade 2 (sedang)
160 – 179
100 – 109
Grade 3 (berat)
180 – 209
100 – 119
Grade 4 (sangat berat)
>210
>120


7. Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata
berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,
gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak yang mengakibatkan strook.


8.Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan:
A. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma.

2. Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.

B. Penatalaksanaan Farmakologis.
            Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,
golongan penghambat konversi rennin angiotensin



9.Pemeriksaan diagnostic.
a.  Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
   (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
    hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
    diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan
    ada DM.
e. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
f. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang
               P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
g. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,
              perbaikan ginjal.
h. Poto dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,
                        pembesaran jantung.










10.KONSEP ASUHAN KEPERAWATTAN TEORITIS
1.PENGKAJIAN
A.Biodata Pasien
Berisikan  nama,umur,jenis kelamin,alamat,agama,suku,pendidikan,pekerjaan,tanggal masuk RS
B. Aktivitas/ Istirahat.
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
C. Sirkulasi
Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup
dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,
radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,
kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian
kapiler mungkin lambat/ bertunda.
D. Integritas Ego.
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,
tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola
bicara.
E. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal pada masa yang lalu.)


F. Makanan/cairan
Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak
serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini
(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic
Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
G. Neurosensori
Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,
subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontan
setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,
epistakis).
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,
efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.
H. Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit
kepala.
I. Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,
ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi
nafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
J. Keamanan
 Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
K. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala: Faktor resiko keluarga: hipertensi, penyakit
jantung, DM.
Faktor faktor etnik seperti: orang Afrika-amerika, Asia Tenggara,
penggunaan pil KB atau hormone lain, penggunaan alcohol/obat.
Rencana pemulangan : bantuan dengan pemantau diri TD/perubahan dalam
terapi obat
2.   DIAGNOSA KEPERAWATAN,KRITERIA HASIL,INTERVENSI  dan RASONIALISASI
Diagnosa 1
Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepela berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskuler cerebral.

Kriteria Hasil :
Melaporkan nyeri / ketidak nyamanan berkurang / terkontrol, mengungkapkan
metode yang memberikan pengurangan, mengikuti regiment farmakologi yang
diresepkan.

Intervensi
1. Pertahankan tirah baring selama fase akut. (Meminimalkan stimulasi /
    meningkatkan relaksasi).
2. Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala,
    misalnya : kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher serta teknik
    relaksasi. (Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dengan
    menghambat / memblok respon simpatik, efektif dalam menghilangkan sakit
    kepala dan komplikasinya).
3. Hilangkan / minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan
    sakit kepala. (Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala).
4. Masukan obat sesuai indikasi,
   (untuk menurunkan nyeri dan menurunkan rangsangan saraf simpatis).




Diagnosa 2
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.

Kriteria Hasil :
Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan,
melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur

Intervensi
1. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter :
    frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatan
    TD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,
    pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis pasien
    terhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja
   / jantung).
2. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan
   / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian pada
   aktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahat
    penting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).
3. Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsi
   oksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah
   oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan
   tiba-tiba pada kerja jantung).
4. Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi,
   menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik penghematan
   energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan
   suplai dan kebutuhan oksigen).
5. Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.
   (Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan
   mencegah kelemahan)

Diagnosa 3
Masukan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d perubahan kemampuan untuk menerima makanan.

Kriteria Hasil :
Nutrisi Terpenuhi, muntah(-), BB normal

Intervensi
1.Kaji kemampuan Menerima makanan(mengawasi masukan kalori)
2.Tinggikan kepala dan badan ketika Makan(mencegah muntah)
3. Beri makanan dalam porsi sedikit tapi sering(unuk mencegah muntah)
4. Pertahankan jadwal penimbangan secara teratur(mengawasi penurunan BB)
5. Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi. (Memberikan konseling dan
    bantuan dengan memenuhi kebutuhan diet individual).








Diagnosa 4
Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan dengan Misinterprestasi/kurangnya informasi yang di dapat

Kriteria hasil
1. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regiment pengobatan.
2. Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang
    perlu diperhatikan. Mempertahankan TD dalam parameter normal.

Intervensi
1. Kaji tingkat pemahaman klien tentang pengertian, penyebab, tanda dan
    gejala, pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut. (mengidentivikasi
   tingkat pegetahuan tentang proses penyakit hipertensi dan mempermudahj
   dalam menentukan intervensi).
2. Jelaskan pada klien tentang proses penyakit hipertensi
   (pengertian,penyebab,tanda dan gejala,pencegahan, pengobatan, dan akibat
   lanjut) melalui penkes. (Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan klien
   tentang proses penyakit hipertensi).
3. jelaskan pentingnya menghentikan merokok
    (nikotin dapat meningkatkan pelepasan katekalamin yang mengakibatkan peningkatan TD)

EVALUASI
      Rasa sakit kepala dapat berkurang bahkan hilang, klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan, klien dapat mengontrol pemasukan/intake nutrisi, klien paham mengenai penyakitnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar